Segala puji bagi Allah pencipta langit dan bumi, Dzat yang menghidupkan dan mematikan. Sholawat dan salam bagi Muhammad Rasulullah saw, para sahabatnya, para pengikutnya dan para pengemban dakwah yang mengikuti langkahnya hingga akhir zaman nanti. Aamiin...
Umat Islam tentu sering mendengar istilah Khalifah, karena istilah ini sering disambungkan di depan nama-nama sahabat Nabi yang sangat dicintai umat, semisal Khalifah Abu Bakar, Khalifah Umar, Khalifah Utsman dan Khalifah Ali. Namun, umat sering kurang paham makna dari istilah Khalifah ini. Sejatinya, Khalifah adalah sebutan bagi pemimpin dalam Islam setelah wafatnya Rasululullah saw. Jadi, Khalifah Abu Bakar maksudnya adalah bahwa Abu Bakar adalah pemimpin dalam Islam, Khalifah Umar maksudnya adalah bahwa Umar adalah pemimpin dalam Islam, dan seterusnya. Karena itu sistem kepemimpinan (atau sistem pemerintahan) dalam Islam dinamakan dengan Khilafah atau Khilafah Islamiyah.
Secara faktual umat ini butuh pemimpin. Bisa dibayangkan apa jadinya jika umat ini tidak ada yang memimpin, pasti umat ini akan terpecah belah, tidak ada yang menyatukan mereka, dan tidak ada yang mengurusi mereka. Pemimpin Islam ini juga tidak boleh lebih dari satu. Jika pemimpin lebih dari satu pasti akan terjadi konflik dan perpecahan. Karena itu Rasulullah mengatakan :
"Jika dibai'at (diangkat) dua khalifah, maka bunuhlah yang terakhir dari keduanya" (HR. Muslim).
Mengangkat pemimpin (khalifah) juga kewajiban syar'i, bahkan Rasulullah mengatakan :
"Siapa orangnya yang wafat, sementara dipundaknya tidak ada bai'at (tidak ada khalifah), maka matinya orang itu (seperti) mati jahiliyah" (HR. Muslim).
Karena itu, ketika Rasulullah saw wafat, para sahabat lebih mendahulukan kewajiban untuk memilih dan mengangkat khalifah, dibandingkan kewajiban yang lain, seperti rnengurusi janazah Nabi saw, memerangi orang murtad, memberangkat pasukan Usamah, dan lain-lain. Dari keputusan para sahabat ini, para ulama madzhab memahami bahwa mengangkat khalifah adalah a'zhamul wajibat (kewajiban yang paling wajib). Hukum¬-hukum Allah juga tidak bisa diterapkan tanpa adanya Khalifah, seperti hukum bagi pezina, hukum bagi pencuri, dan lain sebainya, padahal semua hukum itu wajib dilaksanakan.
Karena itu, sepanjang perjalanan sejarahnya, umat ini selalu dipimpin oleh seorang Khalifah, tentu dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya, sehingga umat hidup dalam persatuan dan kesejahteraan. Sampai bencana itu datang, ketika khilafah dihancurkan oleh Mustafa Kamal pada tahun 1924 M. Sejak saat itu, umat tidak lagi memiliki pemimpin, umat seperti ayam yang kehilangan induknya dan umat seperti buih di lautan.
Jadi, sejatinya Khilafah bukan milik Hizbut Tahrir saja. Khilafah adalah milik umat. Kewajiban menegakkan Khilafah bukan hanya kewajiban Hizbut Tahrir, tetapi kewajiban umat, kewajiban kita semua. Jika selama ini Hizbut Tahrir berjuang tidak kenal lelah untuk menegakkan Khilafah, semua ini adalah untuk umat, untuk kita semua. Perjuangan itu didorong oleh kesadaran yang sangat dalam akan kewajiban dan perasaan yang sangat tulus, akan kebaikan umat ini. Karena itu, wahai umat Muhammad saw, mari kita bergandengan tangan, berjuang bersama-sama demi tegaknya Islam dan tegaknya Khilafah Rasyidah.
Dalam waktu dekat ini, Hizbut Tahrir akan mengadakan rangkaian kegiatan Muktamar Khilafah di kota-kota besar di Indonesia dalam rangka menggugah kesadaran umat dan menyatukan potensi umat demi terwujudnya Islam yang menebar rahmat dalam Khilafah Islamiyah. Di Yogyakarta, Muktamar Khilafah, Insya Allah akan diadakan di Stadion Mandala Krida tanggal 5 Mei 2013. Karena itu, dengan hati yang paling dalam, kami mengajak seluruh umat untuk berpartisipasi dengan hadir dalam Muktamar tersebut. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang peduli dengan urusan umat ini dan semoga Allah mencatat partisipasi kita dengan kebaikan yang melimpah.
Ya Allah, saksikanlah, kami telah mengajak saudara-¬saudara kami untuk berjuang demi tegaknya agama-Mu....
Karena itu, ketika Rasulullah saw wafat, para sahabat lebih mendahulukan kewajiban untuk memilih dan mengangkat khalifah, dibandingkan kewajiban yang lain, seperti rnengurusi janazah Nabi saw, memerangi orang murtad, memberangkat pasukan Usamah, dan lain-lain. Dari keputusan para sahabat ini, para ulama madzhab memahami bahwa mengangkat khalifah adalah a'zhamul wajibat (kewajiban yang paling wajib). Hukum¬-hukum Allah juga tidak bisa diterapkan tanpa adanya Khalifah, seperti hukum bagi pezina, hukum bagi pencuri, dan lain sebainya, padahal semua hukum itu wajib dilaksanakan.
Karena itu, sepanjang perjalanan sejarahnya, umat ini selalu dipimpin oleh seorang Khalifah, tentu dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya, sehingga umat hidup dalam persatuan dan kesejahteraan. Sampai bencana itu datang, ketika khilafah dihancurkan oleh Mustafa Kamal pada tahun 1924 M. Sejak saat itu, umat tidak lagi memiliki pemimpin, umat seperti ayam yang kehilangan induknya dan umat seperti buih di lautan.
Jadi, sejatinya Khilafah bukan milik Hizbut Tahrir saja. Khilafah adalah milik umat. Kewajiban menegakkan Khilafah bukan hanya kewajiban Hizbut Tahrir, tetapi kewajiban umat, kewajiban kita semua. Jika selama ini Hizbut Tahrir berjuang tidak kenal lelah untuk menegakkan Khilafah, semua ini adalah untuk umat, untuk kita semua. Perjuangan itu didorong oleh kesadaran yang sangat dalam akan kewajiban dan perasaan yang sangat tulus, akan kebaikan umat ini. Karena itu, wahai umat Muhammad saw, mari kita bergandengan tangan, berjuang bersama-sama demi tegaknya Islam dan tegaknya Khilafah Rasyidah.
Dalam waktu dekat ini, Hizbut Tahrir akan mengadakan rangkaian kegiatan Muktamar Khilafah di kota-kota besar di Indonesia dalam rangka menggugah kesadaran umat dan menyatukan potensi umat demi terwujudnya Islam yang menebar rahmat dalam Khilafah Islamiyah. Di Yogyakarta, Muktamar Khilafah, Insya Allah akan diadakan di Stadion Mandala Krida tanggal 5 Mei 2013. Karena itu, dengan hati yang paling dalam, kami mengajak seluruh umat untuk berpartisipasi dengan hadir dalam Muktamar tersebut. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang peduli dengan urusan umat ini dan semoga Allah mencatat partisipasi kita dengan kebaikan yang melimpah.
Ya Allah, saksikanlah, kami telah mengajak saudara-¬saudara kami untuk berjuang demi tegaknya agama-Mu....
Hizbut Tahrir Indonesia DPD II Sleman
Jika panjenengan ber-azam untuk berpartisipasi, mohon hubungi :
Nama : Sugiarti (Ibu Atik)
No. HP : 0853 8585 1704
Sumber : Leaflet Seruan Hangat Untuk Umat DPD II HTI - Sleman
******************************************************************************
Lihat juga artikel lainnya :
Lihat juga artikel lainnya :
* MUKTAMAR KHILAFAH 2013 YOGYAKARTA
* Alhamdulillah, Facebook dan Twitter Resmi Amir Hizbut Tahrir al ‘Alim ‘Atha bin Kholil Abu Al Rasytah Diluncurkan
******************************************************************************* Alhamdulillah, Facebook dan Twitter Resmi Amir Hizbut Tahrir al ‘Alim ‘Atha bin Kholil Abu Al Rasytah Diluncurkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar